ROJ'AH Roj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajaran Syiah Imamiyyah Itsna’asyariyyah yang jelas jelas menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama ulama islam, telah membuat Syiah Imamiyyah Itsna’asyariyyah masuk dalam golongan (kelompok) Ghulaah. Hal mana tidak lain dikarenakan ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rosululloh SAW. Roj’ah adalah satu keyakinan dari orang orang Syiah Imamiyyah Itsna’asyariyyah, bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi mereka, yang bernama Muhamad bin Hasan Al Askari, yang dikenal oleh mereka sebagai Imam mereka yang kedua belas dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua "Sarro Man Roa" akan muncul kembali. Kemudian dia akan membangkitkan Rosululloh, Imam Ali, Siti fathimah, Imam Hasan, Imam Husein dan Imam Imam yang lain, serta orang orang yang dekat kepada mereka. Selanjutnya semua orang orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rosululloh dan disusul oleh yang lain. Bersamaan dengan orang orang tersebut diatas, Abu Bakar, Umar, Aisyah serta orang orang yang dianggap dholim oleh mereka juga dibangkitkan dalam keadaan hidup, untuk menerima siksaan siksaan. Dalam kitab Syiah yang berjudul "Tukhfatul Awaam" oleh Magbul Jadid diceritakan, bahwa disaat munculnya Imam Mahdi, semua orang baik Mukminin, Munafiqin dan Kafir akan dibangkitkan kembali kedunia (sebelum hari kiamat). Kemudian masing masing akan mendapat hak dan keadilan, sedang orang orang yang dholim dan Munafiq akan disiksa. Untuk lebih mengetahui ajaran Roj’ah yang agak lengkap, maka dibawah ini kami bawakan satu cerita, yang terdapat dalam kitab "Haqqul Yaqin", karangan Bagir Majlisi, seorang ulama Syiah yang tulisan tulisannya sangat dipuji oleh Khumaini. Bahkan Khumaini menganjurkan pengikutnya agar banyak membaca kitab kitab karya Bagir Majlisi. Adapun ceritanya sebagai berikut; Mufasshol bin Umar berkata:” Aku bertanya kepada Imam As Shodiq; “ Wahai tuanku, ketika sang pemimpin (Imam yang gaib) datang ke Mekah, apa yang dia lakukan?. Imam Ja’far menjawab; Dia meneruskan perjalanan ke Madinah, yaitu kota kakek kami Rosululloh. Kemudian dia bertanya kepada penduduk disana (Madinah); beritahukanlah kepadaku, apakah ini makam kakek kami Rosululloh?. Orang orang yang ditanya menjawab; Ya dan kedua temannya ini adalah Abu Bakar dan Umar”. Selanjutnya imam Mahdi bertanya, padahal dia telah mengetahui; “ Siapakah Abu Bakar ini, dan siapa pula Umar?. Mengapa kedua orang ini dimakamkan didekat makam kakek kami?. Maka orang orang itu menjawab; Keduanya adalah Kholifah Rosulillah dan ayah dari kedua istrinya (Aisyah dan Hafshoh). Imam Goib bertanya lagi; Apakah ada yang meragukan, bahwa keduanya dimakamkan disini?. Mereka menjawab; Tidak ada keraguan tentang hal itu. Semua orang mengetahui bahwa keduanya dimakamkan disini bersama Rosululloh”. Tiga hari kemudian Imam Ghaib itu menyuruh untuk menghancurkan tembok makam dan mengeluarkan mayat kedua orang itu (Abubakar dan Umar) dari kuburannya. Dengan tubuh dalam keadaan memakai kafan (Seperti ketika dikubur) kedua mayat itu dikeluarkan. Kemudian Imam Ghaib itu menyuruh melepaskan kafannya dan meletakkan keduanya diatas sebuah pohon yang kering. Sebagai ujian terhadap orang orang yang menyaksikan peristiwa itu, terjadilah suatu keajaiban. Batang pohon yang kering itu tiba tiba menjadi hijau, tumbuh cabang cabang dan daun serta ranting yang banyak. Pengikut Syaikhain (Abubakar dan Umar) berkata; Ini adalah bukti kecintaan Alloh kepada keduanya. Sungguh kami akan mendapatkan keselamatan dan kecintaan kami kepadanya. Mendengar adanya keajaiban itu, datanglah orang orang dari segenap penjuru negeri menuju Madinah, sekedar untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada kedua orang itu. Kemudian seorang juru bicara Imam Ghaib itu berseru; Barang siapa mencintai kedua orang ini, maka hendaklah dia berdiri (dengan mengelompokkan diri). Demikianlah sehingga terbentuk dua kelompok, satu kelompok pecinta Abubakar dan kelompok yang satu lagi adalah orang orang yang melaknat kedua orang tersebut. Selanjutnya Imam itu berbicara kepada salah seorang yang mencintai Abubakar dan Umar; Apakah kalian akan mengubah pendirian terhadap kedua orang itu, atau siksaan Alloh akan menimpa kalian?. Orang orang itu menjawab; Kami tetap mencintainya, karena keduanya telah diterima disisi Alloh. Kami telah menyaksikan dengan kedua mata kami. Maka bagaimana kami akan mengingkarinya?. Kami bukanlah termasuk golonganmu dan para pengikutmu yang telah mengeluarkan kedua mayat itu dari makamnya. Mendengar jawaban itu, Imam Syiah itu marah. Kemudian dia menyuruh angin kencang berwarna hitam meniup orang orang itu dan membunuh mereka. Kedua mayat itu kemudian diturunkan dari atas pohon untuk dihidupkan kembali dengan seizin Alloh. Selanjutnya Imam itu menyuruh semua orang untuk berkumpul dan berkata bahwa semua kedholiman yang terjadi didunia ini merupakan dosa yang harus dipikul oleh mereka berdua. Terutama dosa yang terjadi atas Salman Al Farisi, Amirul Mukminin Ali, Fatimah Az Zahra, Al Hasan dan Al Husein. Kesalahan itu berupa penyalaan api dirumah Al Hasan dan Al Husein, pembunuhan Imam Hasan dengan racun, pembunuhan putra putra dan anak anak mereka, pemenjaraan anak anak Rosululloh, pertumpahan darah keluarga Muhammad SAW. Pada setiap zaman, segala yang menimpa wanita, setiap harta haram yang dimakan, setiap kedholiman yang terjadi sebelum munculnya Imam. Semua kesalahan itu merupakan tanggung jawab keduanya (Syaikhain). Kemudian kepada mereka berdua dikatakan; Bukankah kalian yang telah menyebabkan semua dosa dan kedholiman ini?. Mereka berdua menjawab; Ya, seandainya ditetapkan Kholifah yang hak, tentu tidak akan terjadi semua dosa, kedholiman dan kejahatan ini. Setelah itu Imam Ghaib itu menyuruh semua orang yang hadir untuk melakukan pembalasan. Kemudian keduanya disalib diatas pohon, selanjutnya dibakar dan abunya dibuang kedalam sungai. Setelah mendengar jawaban atau cerita Imam Ja’far Sodiq, Mufasshol bertanya lagi; Wahai tuanku, apakah ini puncak dari siksaan atas mereka?. Imam Ja’far menjawab; Wahai Mufasshol demi Alloh bahwa Muhammad SAW, As Siddiqul Akbar Amiril Mukminin Ali, siti Fathimah Az Zahra, Hasan Al Mujtaba, Husein Syahid Karbala dan semua Imam yang ma’shum beserta seluruh kaum Mukminin akan dihidupkan kembali. Begitu pula orang orang kafir, akan dihidupkan kembali. Kedua orang itu (Abubakar dan Umar) akan disiksa sebagai pembalasan dari semua Imam dan kaum Mukminin, hingga kedua orang itu mati dan hidup kembali, sebanyak seribu kali siang dan malam. Kemudian Alloh mengambil keduanya dan terus menerus menyiksanya”. (Haqqul Yaqin hal-125) Demikian ajaran Roj’ah sesuai dengan keterangan ulama ulama Syiah Imamiyyah Itsna’asyariyyah, yang ada dalam kitab kitab Syiah. Adapun Ahlussunnah Wal Jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Sebenarnya bagi orang orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima. Bagaimana orang orang yang dipuji dan diridhoi oleh Alloh dan Rosulnya akan diperlakukan semacam itu ?.
|