IMAM MALIK
االامام مالك
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول :
قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم
ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام.
( الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu
Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat
Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam”
.
( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
Begitu pula Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al
Fath ayat 29, yang artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia
(Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama
mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada
Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas
sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil,
ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu
bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga
ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada
mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya
Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan
dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara
mereka”.
Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau
mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang
membenci para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir
berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama.
(Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
Imam Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan
penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela
periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan
membatalkan syariat kaum Muslimin”.
(Tafsir Al Qurthubi, 16-297).
IMAM AHMAD
الامام احمد ابن حمبل
:
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله عمن يشتم
أبا بكر وعمر وعائشة ؟ قال: ماأراه على
الاسلام
.
( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya
kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah?
Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”.
( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan
kepadaku, katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata : “Barangsiapa mencela
sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari”.
(Al Khalal / As Sunnah, 2-558).
Beliau Al Khalal juga berkata :
وقال الخلال: أخبرنا عبد الله بن احمد بن حمبل قال : سألت أبى عن رجل شتم رجلا
من اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم فقال : ما أراه على الاسلام
(الخلال / السنة : ۲،٥٥٧)
“ Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : “Saya bertanya
kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW.
Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia bukan orang Islam”.
(Al Khalal / As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat
beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan
mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja
yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan
Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.
AL BUKHORI
الامام البخارى
.
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
أم صليت خلف اليهود والنصارى
ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
.
( خلق أفعال العباد :١٢٥)
Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam
yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam
Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka,
dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan
mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan
yang disembelih oleh mereka.
(Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).
AL FARYABI
الفريابى :
روى الخلال قال : أخبرنى حرب بن اسماعيل الكرمانى
قال : حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر
قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا
الله،
قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى حفرته.
(الخلال/السنة: ۲،٥٦٦)
Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail
Al Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami :
“Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang
mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang
semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku
bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal
orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah
kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai
kamu turunkan ke liang lahatnya”.
(Al Khalal / As Sunnah, 6-566)
.
AHMAD BIN YUNUS
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan
seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya
memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi
(Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”.
(Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
ABU ZUR’AH AR ROZI
أبو زرعة الرازى.
اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
فاعلم أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة.
( الكفاية : ٤٩)
Beliau berkata : “Bila anda melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang
sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena
ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur'an dan As Sunnah”.
(Al Kifayah, halaman 49).
ABDUL QODIR AL BAGHDADI
Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah
golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat
terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak
boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang mereka”.
(Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
Beliau selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib,
sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’
IBNU HAZM
Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang dahulu
maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah”.
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur'an yang ada ini
telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”.
(Al Fashl, 5-40).
ABU HAMID AL GHOZALI
Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus terang mengkafirkan Abu
Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah menentang dan
membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini
terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka
serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah
mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.
Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai
kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang
semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan
orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma’
kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir”.
(Fadhoihul Batiniyyah, halaman 149).
AL QODHI IYADH
Beliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah
berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada
para Nabi”.
Beliau juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari
Al-Qur'an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah
atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan
Syiah Ismailiyah”.
(Ar Risalah, halaman 325).
AL FAKHRUR ROZI
Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asyairoh
mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi).
Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya
adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya,
hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai
orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh
Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat
Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para
tokoh dari kalangan sahabat.
(Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).
IBNU TAIMIYAH
Beliau berkata : “Barangsiapa beranggapan bahwa Al-Qur'an telah dikurangi
ayat-ayatnya atau ada yang disembunyikan, atau beranggapan bahwa Al-Qur'an
mempunyai penafsiran-penafsiran batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya. Dan
tidak ada perselisihan pendapat tentang kekafiran orang semacam ini”
Barangsiapa beranggapan para sahabat Nabi itu murtad setelah wafatnya
Rasulullah, kecuali tidak lebih dari sepuluh orang, atau mayoritas dari mereka
sebagai orang fasik, maka tidak diragukan lagi, bahwa orang semacam ini adalah
kafir. Karena dia telah mendustakan penegasan Al-Qur'an yang terdapat di dalam
berbagai ayat mengenai keridhoan dan pujian Allah kepada mereka. Bahkan
kekafiran orang semacam ini, adakah orang yang meragukannya? Sebab kekafiran
orang semacam ini sudah jelas....
(Ash Sharim AL Maslul, halaman 586-587).
SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI
Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari sumber-sumber
mereka yang terpercaya, beliau berkata : “Seseorang yang menyimak aqidah mereka
yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini
sama sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya
kekafiran mereka”.
(Mukhtashor At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).
MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI
Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing
dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk
melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam
Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras
kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada
mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum
didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim,
maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan
lain-lainnya.
(Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al
Warogoh, hal 15-16)
PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN
Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah
timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan
halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak,
sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang
menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar,
menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan
kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka
melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur'an dari
kekurangan dan tambahan”.
(Nahjus Salaamah, halaman 29-30).
Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama yang
dengan tegas mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci maki dan
mengkafirkan para sahabat serta menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat serong,
dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi
(Mukharrof). Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (Afdhol) dari para
Rasul.
Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas
terhadap golongan Syiah.
“Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami
sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan
jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”
|